Translate

Thursday, November 25, 2010

PEMERINTAH TAK JAMIN KESELAMATAN 600 WARGA MERAPI

Magelang—Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan tidak bisa lagi menjamin keselamatan ratusan warga lereng Gunung Merapi yang menolak di evakuasi. “Sudah diperingatkan tapi tidak mau. Kami tidak bisa memaksa,” kata wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin kemarin.
Sedikitnya ada 600 warga Desa Wonolelo, Kecamatan Sewangan, Magelang yang kemarin menolak meninggalkan rumah mereka. Padahal daerah mereka yang berjarak 12 Km dari puncak Merapi, telah dinyatakan sebagai zona berbahaya.
Pemerintah Magelang sudah tiga kali menawarkan evaluasi kepada warga Wonolelo itu, tapi mereka selalu menolak. Menurut Zaenal, pemerintah tak bisa melakukan evakuasi paksa karena jumlah warga yang menolak terlalu banyak. “Kalau satu atau dua orang bisa kami paksa,” ujar dia.
Terakhir pemerintah Magelang meminta warga Wonolelo membuat surat pernyataan bahwa mereka menolak evakuasi. Namun Zaenal menolak bila dikatakan bahwa surat itu merupakan tindakan lepas tangan pemerintah dalam menjamin keselamatan warganya.
Meski intensitas letusannya menurun dalam tiga hari terakhir, aktivitas Merapi masih tinggi. Sepanjang hari kemarin, puncak Merapi tampak mengepulkan asap tebal bercampur debu. “Asap tebal membumbung sejak pukul 4 pagi,” kata Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta.
--Jumlah korban meninggal karena rentetan letusan Gunung Merapi pun terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga pukul 12.00 kemarin, jumlah korban meninggal mencapai 191 orang. “Rinciannya korban luka bakar 146, korban nonluka bakar 45,” kata juru bicara BNPB, Andi Syamsurijal Usman, kemarin.
Adapun korban yang masih menjalani rawat inap, menurut Andi berjumlah 598 orang. Mereka berasal dari Sleman (281), Magelang (134), Magelang (72), Klaten (64), Purworejo (47).



Sumber: Koran Tempo, tanggal 11 November 2010

No comments:

Post a Comment